Tuesday, January 10, 2012

Intermarket Preview

Saya pikir bro/sis saat ini sudah dapat memahami setidaknya basic konsep bagaimana hukum permintaan dan penawaran bekerja di pasar-pasar keuangan khususnya currency market. Semoga anda mulai dapat mengenali dan mengidentifikasi area supply/demand, kemudian jika masih menggunakan alat bantu indikator, anda sudah memahami bagaimana menggunakannya secara proporsional. Kini saya pikir kita bisa melanjutkan thread ini kepada pembahasan tentang analisa intermarket, sebagai tambahan dalam memahami cara kerja pasar keuangan modern.

Analisa intermarket sederhananya adalah studi dari berbagai pasar keuangan dan keterkaitannya satu sama lain. Layaknya efek domino, suatu peristiwa yang mempengaruhi sebuah pasar keuangan akan langsung berdampak pada pasar-pasar lainnya. Pasar keuangan umumnya terbagi dalam empat kategori:
  1. Stock Market
  2. Bond Market
  3. Commodity Market
  4. Currency Market
Sebagai contoh suatu peristiwa yang berdampak langsung pada bursa saham, akan memiliki efek domino ke bursa obligasi, ke pasar komoditas dan akhirnya mempengaruhi pasar mata uang. Dan sebaliknya, peristiwa yang menguncang pasar mata uang akan berdampak langsung kepada ketiga pasar lainnya. Pertanyaannya mengapa hal ini terjadi? Sederhana sekali jawabannya, yakni karena uang tidak pernah tidur. Uang harus bekerja menghasilkan yield (imbal hasil) yang lebih tinggi bagi pemiliknya.

Anggap saja anda adalah seorang Fund Manager sebuah lembaga investasi. Sebagai FM anda harus dapat memutar dana, dan menempatkannya pada asset-asset yang memberikan yield tinggi. Dalam melakukan perputaran dana, anda biasanya akan memiliki porfolio yang isinya adalah asset-asset yang memiliki nilai menguntungkan. Bisa saja anda menempatkan dana pada saham-saham blue chips, namun jika harga saham tersebut turun, sebagai seorang FM tentu harus mengalokasi ulang komposisi portfolionya. Pastinya anda tidak ingin rugi atau uang/dana yang ada macet tidak bergerak. Bisa saja anda melepas saham-saham yang dimiliki untuk kemudian diinvestasikan kepada obligasi pemerintah. Contoh lain adalah sebagai FM, anda dapat saja meminjam uang US dollar yang bersuku bunga rendah 0.25% pada bank-bank Amerika, untuk ditempatkan pada asset dengan yield lebih tinggi, misalnya SUN Indonesia yang bunganya diatas 6-7%.

Jadi dengan mengamati pergerakan (uang) dan pengaruhnya, anda akan memperoleh pemahaman dan dapat mempersiapkan diri lebih baik dalam mengantisipasi pergerakan mata uang. "Where's the smart money goes?" adalah pertanyaan yang harus muncul saat anda trading.

Apa saja yang harus diamati selain melihat chart dari pair yang di-trade? ada beberapa indikator penting yang layak dicermati jika anda menggunakan analisa intermarket. Di bawah ini adalah beberapa instrumen yang memberikan anda pandangan yang lebih lengkap terhadap apa yang sedang terjadi di pasar-pasar keuangan:
  1. S&P 500, DJIA (index saham USA)
  2. VIX (index volatilitas CBOE)
  3. US Dollar Index (USDX)
  4. Suku bunga jangka pendek (seperti Fed Fund Rate)
  5. US Treasury Yield Curve
  6. Harga Minyak (Oil)
  7. Harga Emas (Gold)
  8. LIBOR
Melakukan analisa intermarket tidaklah sesulit yang dibayangkan. Saya hanya mengamati beberapa indikator saja, terutama index saham dan harga komoditas sebagai bahan pelengkap dalam proses pengambilan keputusan trading FX. Tentu saja anda akan membutuhkan waktu untuk dapat terbiasa dengan berbagai indikator ekonomi ini dan menyesuaikannya dengan style trading yang anda miliki.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan isi komentar dengan sopan dan tidak mengandung unsur kekerasan kata dan pornografi.Terimakasih.

YoeRieTrading