Friday, January 27, 2012

Join the club 10%

Setiap orang yang pernah melakukan kegiatan trading pasti mengetahui bahwa trading adalah pertempuran yang sangat melelahkan baik fisik maupun mental psikologis. Walaupun trading tidak mudah, justru banyak dari kita yang malah menambah susah diri sendiri dengan langsung trading tanpa memahami style trading yang sesuai dengan personalitasnya. Sebagian orang ada yang cocok sebagai swinger tapi tergoda untuk menjadi day trader dan sebaliknya. Trading yang bertentangan dengan kepribadian pada akhirnya berdampak pada pengambilan keputusan yang buruk, loss, dan rasa tidak nyaman.


Sekiranya anda telah memiliki skill dan determinasi untuk menjadi seorang trader yang mumpuni, menentukan tipe trader yang diidamkan (bukan sekedar winning trader) adalah langkah kritis yang memerlukan refleksi diri. Luangkan waktu untuk menentukan pendekatan trading yang cocok dengan kepribandian anda. Sebagai contoh, jika anda merasa diri anda adalah orang yang sabar, metodologis, dan secara umum dapat menjaga keseimbangan emosional, mungkin pendekatan trading menggunakan longer time frame lebih tepat. Apakah anda suka bermain video game, menyenangi olahraga balap, emosional, menjadi day trader mungkin lebih cocok karena gejolak harga dan andrenalin yang terjadi intraday. Dan kalau anda suka catur, marathon, politik, memilih positional trading adalah pilihan logis. Menemukan gaya yang pas akan meminimalisir pertempuran personal. Dan jika anda seorang pemula, langkah awal yang diperlukan adalah menemukan gaya trading yang sesuai dengan kepribadian diri sendiri.



Perbedaan antara orang yang mengambil posisi longer term dan shorter term lebih dari sekedar faktor teknikal. Bagi sebagian orang, terasa menyakitkan melihat profit yang melayang akibat gerak retracement sehingga lebih suka menerima small loss tiap hari dari pada liat profit bergejolak. Padahal best trader tidak terpengaruh sama sekali dengan gejolak profit, namun mereka jumlahnya sedikit sekali.



Setiap trader, baik yang belajar otodidak ataupun melalui lembaga formal, harus selalu mempertanyakan diri sendiri "Apakah saya mengalami kemajuan?" Menjawab dengan jujur pertanyaan ini akan menyelamatkan anda baik dari segi waktu maupun uang. Karena tidak ada gunanya menghabiskan waktu dan uang bagi sesuatu yang jelas-jelas tidak cocok dengan keahlian kita. Jika anda merasa berkembang (diukur dari P/L), tekuni profesi trading ini. Namun jika bertahun-tahun anda tidak melihat kemajuan dalam trading, anda harus memiliki keberanian untuk menghentikannya. Ada orang yang memang memiliki skill sebagai arsitek karena kepandaian design, ada yang lebih tepat jadi atlet, ada yang pas sebagai engineer, tekuni sesuatu yang memang anda merasa pas dan tepat pada posisi itu.



Jika anda telah memahami karakter pribadi, maka perjalanan untuk menjadi member dari KLUB 10% dapat dimulai. Saya rasa anda mengetahui keberadaan klub ini yang elite dan ekslusif. Tidak ada garansi 100% untuk mencetak uang dengan mudah di bisnis ini seperti yang diiklankan oleh pembuat system atau scammer yang bertebaran di internet. Market pastinya lebih besar dari anda, lebih besar dari saya, dan lebih cerdas dari kita semua. The best trader saja lebih sering salah ketimbang benar. Tapi dengan money management dan pemahaman kondisi psikologis, dapat membuat perbedaan besar antara best trader dan mediocre trader.
Kita sebagai manusia adalah tempatnya banyak kesalahan dan sering buat kesalahan yang sama berulang-ulang, tapi teknik money management yang baik akan sangat membantu mengatasi kelemahan ini. Jika ada satu-satunya unsur pasar yang dapat kita kontrol, tidak lain adalah money management itu sendiri. Lucunya banyak salah paham masyarakat tentang trader yang dianggap suka mengambil resiko besar, padahal realitanya the best trader adalah orang yang sangat konsen akan faktor resiko. Meminimalisir resiko sejak perencanaan sebuah trade adalah keharusan. Kita sering dengar istilah RISK REWARD RATIO, perhatikan bahwa kata RISK mendahului REWARD bukan sebaliknya. Untuk orang dagang bahasa gaulnya adalah "omong pahit aja dulu, ntar dah yang manis-manis".


Kabar baiknya adalah good money management (MM) mudah diterapkan. Kalau trading sistem yang mumpuni sulit ditemukan, sebaliknya MM yang baik mudah ditemukan. Aturannya pun tidaklah sulit, cara termudah untuk mensesuaikan MM adalah dengan melihat langsung hasil trading anda. Sebagai contoh, jika average loss yang sering anda alami lebih kecil ketimbang winning trade, mungkin dapat dipertimbangkan untuk memperbesar posisi (lot diperbesar). Jika anda membukukan average loss yang lebih besar ketimbang profit, maka ada baiknya memperkecil posisi trade. Apapun sistem MM yang ada, intinya hanya meminimalkan kemungkinan bablasnya account anda. Sukses jangka panjang dalam bisnis ini hanya dapat dicapai dengan mengakumulasi profit yang stabil serta sesekali mendapatkan home -run trade. Semakin mampu anda melindungi equity di market, makin besar peluang untuk menggapai kesuksesan. Warren Buffet hanya punya 2 pedoman dalam berinvestasi:
  1. DONT LOSE YOUR MONEY
  2. WHATEVER YOU DO, JUST REMEMBER RULE #1
Maksudnya adalah semaksimal mungkin kita melindungi modal, karena itulah yang membuat anda dan saya untuk dapat trade keesokan hari, minggu depan, bulan depan, dan tahun-tahun berikutnya. Lihat saja para pedagang di pasar tradisional, warung kecil, atau tukang asongan sekalipun, mereka akan berusaha mati-matian menjaga modal kerja. Istilahnya biar untung sedikit atau ada rugi, yang penting modal aman jangan sampai bablas. Karena mereka dagang bukan hanya untuk hari ini saja, tapi untuk berketerusan. Hal ini yang patut kita contoh agar kita tidak terjebak trading dengan penuh emosi, karena MM akan melindungi kita dari sebuah emotional trade yang berujung pada DISASTER atau bencana.
Walaupun tata kelola money management yang baik adalah pondasi dari setiap trading system, FX Trader dapat dikelompokan pada dua kutub yakni Fundamentalis dan Teknikalis. Di satu sisi fundamentalis mencoba mencari korelasi dari sudut makro ekonomi seperti GDP, suku bunga, inflasi, current account balance, dll, terhadap nilai intrinsik suatu mata uang. Fungsinya mirip Equity Manager yang mencari saham-saham "undervalued" untuk ditempatkan pada portfolio mereka, maka fundamental trader menggunakan model ekonomi untuk memperkirakan nilai tukar serta melakukan trading sekiranya terjadi deviasi dari nilai teoritisnya.

Sementara di sisi lain, para teknikal analist tidak terlalu peduli pada faktor ekonomi yang mendasari pergerakan harga, namun lebih memilih untuk konsen pada faktor: Price, Volume, dan Time. Bagi teknikalis perilaku mata uang di waktu lampau adalah tool untuk menganalisa probabilitas gerak mata uang di waktu mendatang. Meskipun pendekatan fundamental terlihat lebih logis, banyak riset yang menunjukan bahwa teknikal trading lebih profitable di FX. Kalau di bursa saham mindset "value investor" adalah yang banyak menjadi pilihan dan memberi return yang bagus, di FX hal ini hampir useless tidak berguna terutama untuk short term trading. Baik karena intervensi bank sentral atau sentimen pasar, makanya tidak heran perkiraan para ekonom tentang pasar uang menjadi sangat buruk. Artinya bagi short term trader, sebaiknya fokuskan perhatian pada sisi teknis pasar karena memang lebih profitable tadi. Namun bukan berarti pula ini jalur cepat menuju kekayaan.

Teknikal trading terbukti menjadi daya tarik bagi retail trader karena memberikan pemahaman "logis" dari market yang lebih sering irrasional, dan akhirnya banyak pula yang berusaha menemukan apa yang sering disebut sebagai "Holy Grail". Tapi bagi mereka yang terobsesi dalam menemukan indikator atau trading system holy grail ini, sebaiknya meluangkan waktu untuk memahami pasar ketimbang berusaha menaklukannya. Karena jika ada mesin ATM di market, papan namanya jelas yaitu BANK SENTRAL.

Benefit dari trading yang sistematik adalah membuat proses pengambilan keputusan menjadi jelas, rapi, dan teratur. Meskipun pada akhirnya sistem trading anda menjadi profitable atau tidak, anda harus memiliki pemahaman yang jelas dan memiliki alasan mengapa sebuah entry position dilakukan. Semakin sederhana model atau sistem trading, makin elegan dan berguna sistem tersebut. Karena chart yang dipenuhi tumpukan garis, indikator-indikator serta tools lainnya hanya akan mengalihkan perhatian anda dari object tempur itu sendiri, yaitu Price Action. Jika anda seorang tentara yang berangkat ke medan perang kemudian melengkapi diri dengan senjata M16, pelontar granat, M60, pistol, uzi, tambahkan granat tangan. Belum tiba di peperangan sesungguhnya, anda sudah ngos-ngosan kehabisan napas, dan mudah dibantai oleh lawan-lawan anda. Pelajari indikator teknikal namun pelajari juga cara mengabaikannya. Gunakan yang menurut anda bekerja dengan baik, cukup satu M16 dan pistol sebagai pelengkap. Jangan maju perang dengan banyak beban. Karena kita tahu tidak ada satupun sistem yang selalu profitable di market, oleh sebab itu kuncinya adalah identifikasi dan memahami kekuatan dan kelemahan anda sendiri. Kalaupun ada instrument yang dapat bekerja dengan baik dalam kondisi market apapun itu tidak lebih dari "Human Mind", jadi gunakanlah sesering mungkin.
Salah satu dari beberapa trading system teknikal ada yang disebut Discretionary Trading yang mengandalkan Perilaku Harga. Teknik ini membutuhkan pengalaman, feeling, dan pengamatan Price Action untuk mengambil keputusan. Bagi FX trader ini berarti memahami apa yang menyebabkan harga bergerak tick by tick. Intraday moves dibentuk oleh aliran dana (Flow) yang dapat merupakan bentuk spekulatif dari hedge fund ataupun kegiatan hegding dari para exportir. Apapun motifnya, supply dan demand adalah aktor utama dibelakang gerak harga, karenanya dalam FX tidak dikenal istilah Fair Price. Meskipun makro ekonomi berpihak pada dollar contohnya, namun kebutuhan jangka pendek seperti merger dan akuisisi dapat mengubah keseimbangan harga dengan cepat. Contoh terakhir adalah beberapa pekan lalu saat Prudential akan mengambil alih AIA anak perusahaan AIG di Asia, dimana pelaku pasar mengantisipasi penjualan pound untuk biaya akuisisi ini dan akhirnya menyebabkan nilai pound yang turun cukup besar. Bagi FX trader terutama short term trader, perilaku harga adalah yang utama.

Mendapatkan "feeling" dari gerak pasar, diawali oleh pemahaman price action yang baik, seperti yang dilakukan sang legenda Jesse Livermore. Price action adalah pertempuran tug-of-wars yang terjadi terus menerus antara buyer dan seller di pasar, dan bagi trader berpengalaman dapat menjadi cermin dari jejak yang ditinggalkan pelaku pasar. Karena gerak harga lebih dominan didikte oleh big boys, maka spekulan kecil secara khusus mencari rekam jejak atau footprints yang ditinggalkan semua pemain besar. Membaca price action memang lebih mudah dilakukan pada exchange traded market yang sentralisasi, seperti bursa saham atau Future FX di CME karena ketersediaan informasi volume serta institutional block orders lebih mudah dideteksi. Tetapi pada spot FX yang tidak ada flow informasi ini, masih bisa kita lihat intensi pelaku pasar dengan melihat struktur chart dan perilaku harga saat mendekati level-level support resistance, pivot, ataupun supply demand area. Membaca price action dengan benar tidaklah mudah diajarkan, dan pada akhirnya teknik ini lebih cenderung merupakan Art ketimbang Science.

Struktur chart adalah representasi grafis dari perilaku harga, seringkali pola yang sama terjadi berulang-ulang dan memberi kita informasi tentang intensi dan market's footing. Sebagai contoh, jika anda melihat sebuah round number (angka bulat) yang kebetulan berdekatan dengan sebuah pivot atau support area, dimana umumnya level tersebut akan dipertahankan oleh buyer. Kemudian harga berusaha menembus 10-20 pips dan secara cepat balik kembali dan ini terjadi beberapa kali, maka kita tahu bahwa mereka (buyer side) berusaha melindungi area ini karena bisa saja round number ini adalah letak dari large order di Option Market. Setelah itu anda harus mengawasi gerak saat London atau NY open untuk melihat kecenderungan gerak harga, dimana tekanan jual mulai hilang dan harga bisa naik kembali.
Contoh dari footprint yang ditinggalkan real-money:


Contoh tipikal price action yang spekulatif:


Untuk membaca price action dengan baik coba ajukan beberapa pertanyaan pada diri sendiri, misalnya;
  1. Apa yang dilakukan pasar sesaat setelah news dikeluarkan? Gerak awal naik, dilanjutkan oleh sell-off yang cepat (dealers melakukan fading move; no real demand)
  2. Bagaimana perilaku harga saat mendekati resistance yang utama? Koreksi singkat dan kecil-kecil (real-money demand; dealers sedang mengerjakan tumpukan buy order serta buy every dip) dan lain sebagainya.

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan macam ini akan memberi anda pemahaman pasar dan menyesuaikan posisi terhadap kondisi yang ada.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan isi komentar dengan sopan dan tidak mengandung unsur kekerasan kata dan pornografi.Terimakasih.

YoeRieTrading